Burung Julang Sulawesi Aceros cassidix, Lambang Kesetiaan |
Di
antara 1.672 spesies burung Indonesia
tersebut, 21 spesies telah dimasukkan dalam kategori kritis (critically endangered), 34 spesies
tergolong genting (endangered),
sementara 81 spesies lainnya masuk dalam kelompok rentan (vulnerable).
Menurut Pakar Burung Institut Pertanian
Bogor (IPB), Prof.Dr.Ir. Mardiastuti, ada tiga karakter atau tipe burung di
Indonesia. Yakni tipe avoiders
(menghindari keramaian atau menghindari manusia), tipe adapters (mudah beradaptasi dengan lingkungan) dan tipe ekspoiters (burung ini sangat suka
dengan keberadaan manusia).
Tipe
Avoiders
Trulek Jawa Vanellus macropterus |
Jika
spesies burung avoiders yang terancam
punah ini tidak dikelola dengan baik, spesies-spesies ini dikhawatirkan akan
punah. Seperti yang terjadi pada Trulek jawa Vanellus
macropterus, yang punah sejak tahun
1940an.
Contoh
burung tipe avoider adalah burung Julang
Sulawesi Aceros cassidix (gambar paling atas). Kalau ke hutan dan anda masih menemukan burung ini, maka kondisi hutan
tersebut masih bagus. Burung ini, termasuk dalam spesies Rangkong, sangat setia
dengan habitat dan pasangannya.
Burung Julang betinanya ada di dalam pohon yang
ditutup dengan tanah liat. Setiap hari Burung Julang jantan akan datang untuk mengantarkan
makanan.
Karena
tabiatnya ini, Burung Julang dijadikan sebagai lambang kesetiaan laki-laki
kepada keluarganya. Suku Dayak mengabadikan burung ini dalam bentuk tarian atau
hiasan.
Tipe Adapters
Sepah kecil Pericrocotrus cinnamomeus (by RED Door to Hunt) |
Spesies adapters dapat ditemukan di perkotaan, perdesaan, dan tipe lanskap
kombinasi. Terhadap adapters perlu dikelola agar kekayaan spesiesnya dapat
dipertahankan dan bahkan ditambah, serta tercipta ko-eksistensi dan keselarasan
antara manusia dengan lingkungannya.
Tipe Eksploiters
Burung Kuntul Besar Egretta alba |
Spesies exploiters
dapat menjadi hama atau menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia,
sehingga diperlukan monitoring populasi, pengaturan
disain bangunan, jika diperlukan, pengaturan tata guna lahan, dan penyadartahuan. Pengelolaan terhadap exploiter ini sudah mulai dirasakan oleh
pengeola bandara, karena burung dapat mengganggu penerbangan. (zul)
Sumber : Materi presentasi Prof.Dr.Ir. Ani Mardiastuti saat Pres Konferensi Pra Orasi Ilmiah
No comments:
Post a Comment