Monday, February 29, 2016

Potensi Kelapa Kopyor, Kelapa yang Hanya Ada di Indonesia

Kelapa Kopyor IPB 100% Kopyor
Bibit Kelapa Kopyor Hasil Persilangan
Indonesia punya kelapa kopyor yang harga jual buahnya sepuluh kali lebih mahal dibanding kelapa sayur. Menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Sudarsono, Kelapa Kopyor hanya bisa ditemukan di Indonesia. Peluang ini jangan sampai hilang seperti yang terjadi pada kelapa lilin atau makapuno di Banten.

Kelapa kopyor mempunyai daging buah yang remah dan terlepas dari batoknya. Dalam kondisi yang optimum, daging buah yang terlepas dapat memenuhi rongga batoknya dan air kelapanya dikonversi menjadi daging buah. Dalam kondisi demikian, buah kelapa kopyor sudah tidak berisi air lagi.

Berangkat dari rasa tidak rela kalau kelapa kopyor akan mengalami hal yang sama dengan kelapa lilin dari Banten (hampir punah), maka Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Sudarsono secara intensif (sejak tahun 2011) melakukan riset tentang kelapa kopyor. Riset hasil kerjasama IPB dengan peneliti BalitPalma, Manado, praktisi dari Dishutbun Pati, Jawa Tengah, dan Disbun Lampung Selatan, Lampung, serta petani penangkar bibit kelapa kopyor lokal berupaya memecahkan masalah dan mengembangkan potensi kelapa kopyor Indonesia.

Prof. Sudarsono mengatakan permasalahan budidaya kelapa kopyor Indonesia saat ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu: Persentase hasil buah kopyor yang rendah, Kualitas bibit kopyor yang dikembangkan oleh petani penangkar bibit masih kurang, serangan hama kumbang badak (kwang wung) dan kumbang sagu (tembirang), dan Ketersediaan varietas unggul kelapa kopyor hasil persilangan terkontrol yang dikembangkan oleh IPB, BalitPalma, atau institusi lainnya di Indonesia.

Produksi kelapa kopyor di tingkat petani masih rendah. Ini dikarenakan petani penghasil buah kopyor menanam kelapa kopyor diantara tanaman kelapa sayur.

“Hasil buah kopyor yang didapat petani hanya berkisar antara 6-8 buah kopyor per pohon per tahun, yang seharusnya bisa 2-3 kali lipat dari angka tersebut. Praktek penanaman 100% pohon kopyor dan eliminasi pohon kelapa sayur dari pertanaman campuran nyata meningkatkan persentase buah kopyor hingga mencapai 25% dengan mengurangi dampak negatif xenia,” ujarnya.

Pemberian campuran pupuk kandang 25 kg dan pupuk NPK 1 kg per tahun dan penyiraman di saat musim kemarau berkepanjangan juga berpengaruh positif karena menurunkan munculnya fenomena “nglakani” di lapangan. Nglakani adalah bunganya banyak tetapi tidak menghasilkan buah kelapa.

Anjuran menanam 5-10 pohon kelapa kopyor hasil kultur jaringan diantara 50-100 batang pohon kelapa kopyor milik petani mampu meningkatkan persentase buah kopyor yang dipanen hingga menjadi 50%. Selain itu, kombinasi budidaya lebah madu diantara kelapa kopyor meningkatkan keberhasilan penyerbukan dan jumlah buah dipanen per tandan serta tambahan hasil madu lebah yang dipanen.

Kelapa Kopyor 100% Kopyor
Prof. Sudarsono memberikan kelapa kopyor kepada Rektor IPB
“Kita berharap ke depannya kelapa kopyor Indonesia dapat meraih posisi sebagaimana kelapa Makapuno Filipina. Dengan berbagai teknologi budidaya yang dikembangkan, kelapa kopyor Indonesia harus mampu mencapai posisi yang sama atau lebih tinggi dari kelapa Makapuno Filipina sehingga meningkatkan kesejahteraan petani. Kerjasama antar institusi yang telah ada perlu terus dikembangkan,” pungkas Sudarsono.(zul)

No comments:

Post a Comment