Susu botol yang sudah diberi label indikator |
Selama ini, suatu produk dikatakan masih berkualitas baik dengan mengecek label kedaluarsa pada produk tersebut. Tapi label ini hanya berlaku jika dan hanya jika selama penanganan dan penyimpanan, produk diperlakukan sesuai dengan kondisi yang diharuskan.
Pengecekan ini masih bersifat pasif, karena hanya benar jika produk diperlakukan sesuai dengan kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan. Label kedaluarsa ini tidak dapat menginformasikan bagaimana kualitas riil produk jika terjadi kesalahan penanganan produk selama distribusi dan penyimpanan, apalagi untuk produk sensitif suhu tinggi seperti susu pasterusisasi.
Pada umumnya, susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah agar kualitasnya tetap terjaga baik. Kenaikan temperatur penyimpanan dapat menyebabkan kemunduran kualitas susu. Padahal informasi penurunan kualitas produk ini sangat dibutuhkan konsumen untuk mengetahui kondisi riil produk. Sering kita dijumpai, susu pasteurisasi sudah rusak tapi masa kadaluarsanya belum terlampaui.
Apabila selama distribusi maupun penyimpanan terjadi peningkatan suhu, maka tanggal kadaluwarsa yang dicantumkan pada kemasan tidak dapat lagi dijadikan acuan. Oleh karena itu diperlukan indikator tambahan yang bersifat aktif/dinamis yang dapat menginfomasikan kualitas produk secara nyata.
Dr. Ir. Endang Warsiki, STP, M.Si dan timnya di Departemen Teknologi Industri Pertanian-Institut Pertanian Bogor (TIN-IPB) mengembangkan indikator berupa label/film tipis berwarna dimana warnanya dapat berubah karena pengaruh panas dari daun Erpa. Perubahan warna ini digunakan untuk memberikan informasi tentang kualitas makanan terkemas secara nyata dan tepat waktu.
Bersama Dr. Indah Yuliasih, STP, M.Si dan Rini Nofrida, STP, M.Si, Dr. Endang memanfaatkan bahan pewarna alami dari daun Erpa (Aerva sanguinolenta) yang sangat melimpah keberadaannya di Indonesia. Ekstraksi pewarna dari daun ini sangat mudah dan murah.
Daun Erpa |
”Proses pembuatannya tidak menggunakan teknologi yang rumit sehingga komersialisasi label indikator ini tidak memerlukan biaya investasi yang tinggi. Dan tentunya bisa digunakan oleh industri dari skala kecil hingga menengah,” terangnya.
Keuntungan lain dari kitosan adalah, bahan ini bersifat biodegradable yang sangat mudah diuraikan oleh mikroorganisme sebagai salah satu usaha menjaga lingkungan karena sampah plastik nonbiodegradable.
Selain aplikasinya yang mudah, label indikator direkatkan pada permukaan luar kemasan utama, label indikator juga tidak kontak langsung dengan produk sehingga aman dari kemungkinan kontaminasi.
Label Indikator Kadaluarsa |
Seperti terlihat pada gambar di atas, perubahan warna pada label kemudian dipadukan dengan hasil analisa mutu susu. Hal ini dilakukan untuk mengatahui sejauh mana suhu dapat mempengaruhi kualitas susu sehingga dapat dibuat suatu peta warna seiring dengan kualitas susu.
Dari uji perhitungan total, mikroorganisme perusak susu meningkat seiring dengan perubahan warna label indikator. Penyimpanan susu pasteurisasi pada suhu 4oC dapat mempertahankan kualitas susu pasteurisasi sampai 9 hari dengan indikator berwarna kuning-merah pada hari ke-9 artinya produk harus segera dikonsumsi.
Dan total mikroba melebihi batas maksimum pada hari ke 11 dengan indikator warna berwarna kuning. Sedangkan pada suhu ruang, kualitas susu hanya bertahan selama 7 jam dengan indikator berwarna kuning-merah pada jam ke-7 dan total mikroba melebihi batas maksimum total koloni mikroba yang diperbolehkan pada jam ke-8 dengan indikator warna berwarna kuning. Penelitian ini berhasil masuk dalam 105 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2013 yang dikeluarkan Business Innovation Center. (zul)
No comments:
Post a Comment