|
Tomat Tora IPB |
Tomat termasuk tanaman menyerbuk sendiri yang diperbanyak melalui benih. Namun demikian, varietas tomat yang dihasilkan dapat berupa tomat hibrida maupun bersari bebas. Dengan demikian perakitan varietas tomat dapat mengikuti alur perakitan varietas hibrida untuk menghasilkan varietas hibrida dan alur perakitan varietas galur murni (dimodifikasi) untuk menghasilkan varietas bersari bebas (non hibrida).
Sejumlah peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menghasilkan varietas tomat unggul yang diberi nama varietas tomat Tora IPB. Varietas tomat Tora IPB merupakan varietas bersari bebas (non hibrida) hasil seleksi dari populasi bersegregasi. Tim peneliti terdiri dari Prof.Dr. Muhamad Syukur, Prof.Dr. Sobir, Dr. Awang Maharijaya, Abdul Hakim, dan Arya Widura Ritonga yang berasal dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
“Niatnya adalah memudahkan petani dengan menghasilkan benih harga murah. Kita lihat varietas dihasilkan Indonesia saat ini sekitar 150 varietas. Namun 80% nya adalah varietas hibrida. Kita tahu benih hibrida mahal. Sebagai lembaga pemerintah kita tertantang untuk hasilkan sesuatu yang murah bagi petani. Non hibrida (bersari bebas) bisa diperbanyak sendiri oleh petani, bisa dilanjutkan oleh petani jika diperlukan. Benih hibrida tidak bisa diperbanyak lagi oleh petani karena didesain demikian rupa agar turunannya berbeda-beda,” ujar Prof. Syukur.
Dari situ kita merakit varietas baru, tambahnya. Varietas yang sudah ada biasanya untuk ditanam di dataran tinggi. Sedangkan kita tahu daratan tinggi sudah mulai terbatas, maka lahan pertanian akan turun ke bawah.
“Nah varietas dataran rendah itu terbatas. Maka target kita kesana. Bagaiamana menghasilkan varietas untuk dataran rendah dengan hasil produksi yang mirip saat di tanam di dataran tinggi. Selain itu, tantangan bertani di dataran rendah lebih berat. Untuk itu, kami rakit varietas yang tahan cuaca ekstrim, curah hujan, bakteri, penyakit dan pecah kulit buah,” ujarnya.
|
Tomat Tora |
Varietas Tora IPB merupakan tomat non hibrida yang mempunyai potensi hasil seperti varietas hibrida. Keunggulan varietas non hibrida adalah cara memproduksi benihnya tidak memerlukan biaya tinggi, sehingga harga benihnya relatif murah. Harapannya petani bisa menggunakan varietas ini karena benihnya murah, tetapi hasilnya seperti benih tomat hibrida.
Keuntungan lain bagi petani pengguna varietas ini adalah Tora IPB mampu beradaptasi di dataran rendah, memiliki ukuran buah yang cukup besar (lebih besar dibandingkan varietas pembanding tomat Ratna). Selain itu, Tora IPB memiliki produktivitas hasil (bobot buah per hektar) yang besar (lebih besar dibandingkan varietas pembanding tomat Intan).
Varietas Tora memiliki rataan bobot per hektar dari empat lokasi (24.61 ton) yang lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding tomat Intan. Varietas Tora memiliki bobot per hektar yang lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding tomat Intan dan tomat Ratna pada lokasi penanaman di Lombok dan Purwakarta. Pada penanaman di Tajur (Kota Bogor), bobot buah per hektar calon varietas Tora lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding Intan, tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding tomat Ratna. Sedangkan pada penanaman di Leuwikopo (Kabupaten Bogor), bobot buah per hektar calon varietas Tora tidak berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding.
Untuk menghasilkan Tora IPB, peneliti menggunakan metode pemuliaan tanaman tomat diantaranya adalah Bulk, Pedigree, SSD, Silang Balik, Seleksi Massa, dan Seleksi Galur Murni. Perakitan varietas Tora IPB merupakan pengembangan dari seleksi populasi bersegregasi dari koleksi plasma nutfah tomat yang diwariskan oleh Prof.Dr. Sri Setyati Harjadi. Populasi awal diberi No. 78, yang kemudian dilakukan seleksi modifikasi pedigree.
Penanaman populasi 78 mulai dilakukan tahun 2011. Selanjutnya dilakukan seleksi dengan kriteria bobot buah lebih dari 60 gram; warna buah muda adalah hijau muda; warna buah intermediet adalah orange; warna buah matang adalah orange kemerahan; dan bentuk buah lonjong.
Populasi 78 mulai ditanam pada musim hujan (MH) tahun 2011 untuk karakterisasi dan perbanyakan benih. Pada musim kemarau (MK) tahun 2011 dilakukan penanaman S2-78 dan mulai dilakukan seleksi. Seleksi dilakukan sesuai dengan kriteria seleksi di atas. Pada tahap ini diperoleh sembilan genotipe yang memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan, diantaranya adalah genotipe IPB 78-13.
Genotipe-genotipe ini kemudian ditanam pada MH tahun 2012. Pada tahap ini diperoleh sembilan genotipe yang memenuhi syarat, termasuk IPB 78-13-23. Selanjutnya, genotipe-genotipe ini ditanam pada MH 2012 dan MH 2013 sehingga diperoleh IPB 78-13-23-1. Galur-galur tersebut dilakukan uji pendahuluan. Selanjutnya galur IPB 78-13-23-1 diikutsertakan pada uji multilokasi pada tahun 2014.
“Galur IPB 78-13-23-1 dinamakan Tora IPB. Setelah varietas dilepas, saat ini dokumen sedang dikaji oleh Tim Penilai dan Penguji Varietas Hortikultura Kementerian Pertanian RI, maka benih Tora IPB akan diperbanyak oleh CV Benih Dramaga dan dipasarkan oleh Botani Seed di bawah naungan PT. Bogor Life Science and Technology (BLST) IPB,” terangnya.
Varietas Tomat Tora IPB ini juga satu-satunya varietas tomat yang berhasil dirakit sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Varietas yang sudah ada saat ini berasal dari swasta dan balai penelitian sayuran, itupun dengan tetua dari luar negeri.
“Vareitas Tomat Tora ini asli Indonesia dan satu-satunya varietas bersari bebas yang berhasil dikembangkan sejak tahun 80 an,” terangnya.(zul)