Wednesday, May 3, 2017

IPB Mengajar 2.0 Berhasil Menjadi Juara 3 Literacy Award 2017


Sehari sebelum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati (1 Mei 2017), Program IPB Mengajar 2.0 berhasil meraih penghargaan sebagai Juara 3 Literacy Award 2017. 

IPB Mengajar 2.0 Juara 3 Literacy Award 2017
Untuk meningkatkan minat baca generasi muda Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Republika menggelar ajang Literacy Award 2017 di Bogor. Bertempat di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga, terpilih 5 juara yang diseleksi dari 25 finalis. 

Terbaik pertama program Literacy Awards diraih oleh In Amrullah dengan judul program Coaching Literacy Santri. Adapun untuk terbaik kedua diraih oleh M. Hairul dengan judul program Membangun Literasi melalui reading emergency zone (areal membaca darurat). Dan untuk terbaik ketiga hingga kelima diraih oleh Siti Zulaedah (IPB Mengajar 2.0), Dian Riski Lestari (Ngaji Bareng Jakarta di CAR Free Day HI), dan Fitra Syaifullah (Care & share Garden).

Lalu Apa Itu IPB Mengajar 2.0

Berikut penjelasannya

IPB Mengajar 2.0 Menjadi Juara 3 Literacy Award 2017
Fathan dan Fakhri
Tahun 2014, saya kembali diingatkan oleh Allah SWT untuk terus bersyukur dengan nikmat yang masih Allah berikan kepada keluarga kami. Saya ibu dengan tiga anak laki-laki. Saya ditakdirkan menjadi janda saat usia saya menginjak 30 tahun. 

Di desa kami, para janda dan anak yatimnya banyak yang kondisinya lebih memprihatinkan dibandingkan keluarga saya. Baik dari segi pendidikan maupun ekonomi. Biasanya masyarakat memberikan santunan dalam bentuk uang. Saya berpikir, ini hanya solusi singkat. Jika anak yatim ini pintar dan berprestasi tentu untuk mendapatkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi akan lebih mudah dengan adanya beasiswa. Namun kondisi yang ada adalah sudahlah yatim ditambah kurang terdidik, lalu bagaimana mereka bisa berprestasi sehingga mudah mendapatkan beasiswa? 

Melihat hal itu, maka saya dan beberapa teman di IPB menggagas pendidikan tambahan (informal) gratis untuk anak yatim.

Di Dusun Cangkrang Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kab. Bogor, ada sekitar 17 anak yatim yang sejak tahun 2014 mengaji di Yayasan Ar Rohman. Di luar itu ada beberapa anak lain yang tidak berstatus yatim juga ikut datang (sekitar 15 anak). Anak yatim yang datang berasal dari berbagai tingkatan kelas. Dari kelas satu sampai kelas enam SD.

Rata-rata anak yatim dan dhuafa yang datang mengaji belum bisa membaca Al Quran. Bahkan ada anak yatim kelas 4 SD baru mulai membaca Iqro jilid 1. Yang lebih memprihatinkan lagi, dari sisi akademik, anak-anak tersebut juga tergolong anak yang kurang berprestasi. 

Program IPB Mengajar 2.0 adalah program mendidik anak yatim di luar sekolah hasil kerjasama dengan mahasiswa IPB. Lokasi yayasan yang berdekatan dengan IPB dan profesi saya yang bekerja di Humas IPB memudahkan saya mencari volunter dari mahasiswa yang bersedia bergabung. 

Dari program ini, anak-anak yang datang ke yayasan akan mendapatkan ilmu agama dan ilmu dunia. Selain belajar baca Al Qur’an, anak-anak juga mendapatkan ilmu lainnya seperti cerita tentang sahabat Rosululloh SAW dan Hadist. Guru yang mengajar adalah salah satu ustadzah di dusun Cangkrang dan Ustad Waladan Mardija (Ulama IPB).

IPB Mengajar 2.0 Menjadi Juara 3 Literacy Award 2017
Ngaji Bersama Ustad H. Waladan Mardija
Untuk ilmu dunia, anak-anak mendapatkannya dari mahasiswa IPB yang bersedia menjadi volunter. Ada mahasiswa yang mengajar bahasa Inggris, matematika dan bahasa Arab.

Sedikit cerita tentang berjalannya program IPB Mengajar 2.0. Program ini mulai berjalan awal tahun 2015. Saat itu saya dibantu salah satu mahasiswa IPB yang mahir berbahasa inggris, Ustad Waladan dan dua orang guru ngaji (Bu Nyai dan Bu Kures). Seiring berjalannya waktu, mahasiswa IPB yang ikut bergabung ada 15 orang. Mahasiswa yang bergabung ini rata-rata mahasiswa yang menerima beasiswa pendidikan untuk golongan miskin (Bidikmisi).

Para guru ini memberikan ilmunya tanpa bayaran dari yayasan. Dan yayasan juga tidak menuntut banyak yang terpenting adalah adanya motivasi yang tumbuh di dalam hati anak-anak untuk berani mempunyai mimpi hasil dari bertatap muka langsung dengan mahasiswa Bidikmisi. 

Antusias anak-anak sangat tinggi. Harapan mereka untuk menempuh pendidikan lebih tinggi mulai muncul. Apalagi saat mendengarkan cerita para mahasiswa yang menjadi volunter. 

IPB Mengajar 2.0 Menjadi Juara 3 Literacy Award 2017
Belajar Kaligrafi

Kondisi sosial ekonomi yang serupa (yatim dan kurang mampu) tetapi bisa kuliah menjadi motivasi bagi anak-anak bahwa jika mereka berprestasi, mereka bisa seperti mahasiswa tersebut.

Alhamdulillah, hingga saat ini program ini masih berjalan. Bukan tanpa kendala tentunya. Pertengahan tahun 2016 sedikit demi sedikit mahasiswa volunternya mulai berkurang karena beberapa kendala. Pertama pergantian jadwal per semester dan tingkat kesibukan mahasiswa.

Sejalan dengan perjalanan hidup Buya Hamka melalui buku Ayah..karangan Irfan Hamka, mendapatkan ilmu lebih tidak harus dari lembaga formal dan ilmu itu harus diperjuangkan. Tahun 2017, program IPB Mengajar 2.0 ini berhasil menjadi juara 3 Liateracy Award dan banyak mahasiswa yang bersedia menjadi volunter. Maka saya berharap, program ini bisa terus dihidupkan untuk meningkatkan derajat anak-anak yatim tersebut melalui pendidikan yang memadai.
http://zulehumas.blogspot.co.id/2017/03/
Pengajar 2014-2016
IPB Mengajar 2.0 Menjadi Juara 3 Literacy Award 2017
Pengajar 2017

No comments:

Post a Comment